MASJID DARI
TANGAN-TANGAN KRISTEN
BY : AZHARI
JUM’ATULLAH
Seperti apakah sebuah masjid megah
dan mewah. Penuh dengan hiasan rumit di berbagai sudutnya. Menara yang
menjulang tinggi. Aksesoris dan kristal hingga ubin mahal. Gambaran umum masjid
sebagai tempat ibadah yang megah seolah sudah jadi pakem. Sementara gambaran
masjid yang sederhana, seperti masjid di daerah Kruszyniany, Polandia.
Masjid
Kruszyniany terketak di Provinsi Podlaskie. Tak jauh dari perbatasan
Polandia-Belarusia. Masjid ini dan satu masjid lagi di kota Bohoniki adalah masjid-masjid tertua di Polandia.
Dibangun di tengah hutan,dulunya. Keduanya unik karena seluruh material
bangunannya terbuat dari kayu.
Muslim Tatar
Polandia yang menggunakan masjid ini secara turun-temurun. Mereka mendapat hak di wilayah itu dari Raja
John III Sobieski. Raja berutang budi pada tokoh Muslim Tatar bernama Kolonel
Murza Krezeczowski yang mengepalai satu kavaleri pejuang Muslim Tatar. Dalam
Perang Parkany (1683) dan Perang Wina,
Samuel dan Kavaleri Tatarnya terbukti tangguh dan sangat membantu. Karena itu,
Raja memberikan lahan di Kruszyniany dan Bohoniki.
Muslim Tatar
kemudian berncana membangun Masjid. Tapi mereka terbentur masalah. Mereka bukan
tukang, mereka pejuang. Akhirnya mereka mengandalkan arsitek lokal Kruszyniany
dan tukang-tukang setempat yang beragama Kristen Ortodoks.
Karena tak
pernah melihat seperti apa bentuk masjid sebelumnya, Kristen Kruszyniany
membangun masjid seperti mereka membangun gereja Ortodoks atau gereja katolik
di pedalaman Polandia. Yang menandakan bangunan ini berorientasi ke islam hanya
cangkup menaranya. Diatas kubah menara itu bertengger lambang bulan sabit.
Kalau bulan sabit itu di copot,maka tidak akan ada yang tahu bahwa bangunan itu
adalah sebuah masjid
Kepala Komunitas
Muslim di Kruszyniany. Bronislaw Talkowski, mengatakan di kotanya hubungan
antarpemeluk agama sangat baik. Penduduk kota mayoritas beragama Kristen
Katolik. Meski minoritas, di waktu-waktu tertentu seperti hari jum’at, Idul
Fitri, dan Idul Adha, kota Bohoniki menjadi ramai oleh umat islam
Polandia.Mereka menganggap pergi ke masjid sebagai ziarah tahunan. Lagipula di
polandia jarang sekali terdapat masjid. Terhitung baru tiga masjid, yaitu di
Kruszyniany, Bohoniki, dan Warsawa.
Dari sini
kita bisa mengambil nikmah nya bahwa umat beragama di seluruh dunia tidak boleh
saling menindas apalagi menhancurkan agama-agama lain. Harus tetap menjunjung
tinggi toleransi beragama demi menciptakan kedamaian dan kerukunan umat
beragama di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar