Selasa, 16 Oktober 2012


ISU DUNIA TENTANG PENINDASAN ETNIS ROHINGYA
BY :AZHARI JUM’ATULLAH


Rohingya merupakan etnis minoritas muslim yang mendiami Provinsi Arakan di sisi sebelah barat laut Myanmar berbatasan dengan Bangladesh, yang saat ini dikenal dengan provinsi Rakhine/Rakhaing. Itu sebabnya Rohingya dikenal juga sebagai Muslim Arakan yang populasinya berjumlah lebih kurang 1.000.000 jiwa dan ratusan ribu lainnya hidup dalam pengungsian di berbagai Negara (Bangladesh, Pakistan, Jazirah Arab, Malaysia-Thailand-Indonesia, Australia). Sejak kemerdekaan negara Myanmar pada tahun 1948, Walaupun Masyarakat Muslim Minoritas. tapi, Mereka Mempunyai Pengaruh yang Kuat di berbagai bidang. Hal ini terbukti banyaknya orang islam yang menduduki jabatan penting di pemerintahan. Mereka Juga banyak Menguasai bidang perdagangan, Diplomatik, Administrasi, Budaya dan lainnya.
Rohingya terus menerus menjadi etnis yang tertindas dan tidak diakui sebagai bagian dari 136 etnis yang diakui di Myanmar. Padahal, berdasarkan catatan sejarah, sebagai etnis mereka telah berdiam di Arakan sejak abad 7 M. Alias jauh sebelum Negara Burma/ Myanmar berdiri pada tahun 1948.
Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan MUI, pokok permasalahan Rohingya juga menyangkut banyak masalah lainnya yang telah lama ada, seperti pembagian tanah (agraria), diskriminasi etnis dimana terdapat lebih dari 100 etnis di Myanmar yang pengakuannya berdasarkan rasa suka dan tidak suka pemerintah, dan politis yang dibawa ke banyak bidang. Satu hal yang paling penting adalah masalah penggelapan sejarah etnis Muslim Rohingya.
Menurut saya orang Rohingya telah mengalami penderitaan yang cukup panjang akibat pelanggaran HAM yang dilakukan Pemerintah junta Myanmar. Kebebasan gerak orang Rohingya sangat terbatas. Mereka juga mengalami berbagai bentuk kekerasan dan dikenakan pajak secara sewenang-wenang.
Seharusnya pemerintah Myanmar harus segera mengusut kasus ini,bukannya malah memperparah keadaan. Kalau kejadian seperti ini masih banyak terjadi, jangan salahkan jika umat islam di dunia berlaku keji juga terhadap suku minoritas (non islam ) di negaranya..


MASJID DARI TANGAN-TANGAN KRISTEN
BY : AZHARI JUM’ATULLAH


Seperti apakah sebuah masjid megah dan mewah. Penuh dengan hiasan rumit di berbagai sudutnya. Menara yang menjulang tinggi. Aksesoris dan kristal hingga ubin mahal. Gambaran umum masjid sebagai tempat ibadah yang megah seolah sudah jadi pakem. Sementara gambaran masjid yang sederhana, seperti masjid di daerah Kruszyniany, Polandia.
            Masjid Kruszyniany terketak di Provinsi Podlaskie. Tak jauh dari perbatasan Polandia-Belarusia. Masjid ini dan satu masjid lagi di kota Bohoniki  adalah masjid-masjid tertua di Polandia. Dibangun di tengah hutan,dulunya. Keduanya unik karena seluruh material bangunannya terbuat dari kayu.
            Muslim Tatar Polandia yang menggunakan masjid ini secara turun-temurun.  Mereka mendapat hak di wilayah itu dari Raja John III Sobieski. Raja berutang budi pada tokoh Muslim Tatar bernama Kolonel Murza Krezeczowski yang mengepalai satu kavaleri pejuang Muslim Tatar. Dalam Perang  Parkany (1683) dan Perang Wina, Samuel dan Kavaleri Tatarnya terbukti tangguh dan sangat membantu. Karena itu, Raja memberikan lahan di Kruszyniany dan Bohoniki.
            Muslim Tatar kemudian berncana membangun Masjid. Tapi mereka terbentur masalah. Mereka bukan tukang, mereka pejuang. Akhirnya mereka mengandalkan arsitek lokal Kruszyniany dan tukang-tukang setempat yang beragama Kristen Ortodoks.
            Karena tak pernah melihat seperti apa bentuk masjid sebelumnya, Kristen Kruszyniany membangun masjid seperti mereka membangun gereja Ortodoks atau gereja katolik di pedalaman Polandia. Yang menandakan bangunan ini berorientasi ke islam hanya cangkup menaranya. Diatas kubah menara itu bertengger lambang bulan sabit. Kalau bulan sabit itu di copot,maka tidak akan ada yang tahu bahwa bangunan itu adalah sebuah masjid
            Kepala Komunitas Muslim di Kruszyniany. Bronislaw Talkowski, mengatakan di kotanya hubungan antarpemeluk agama sangat baik. Penduduk kota mayoritas beragama Kristen Katolik. Meski minoritas, di waktu-waktu tertentu seperti hari jum’at, Idul Fitri, dan Idul Adha, kota Bohoniki menjadi ramai oleh umat islam Polandia.Mereka menganggap pergi ke masjid sebagai ziarah tahunan. Lagipula di polandia jarang sekali terdapat masjid. Terhitung baru tiga masjid, yaitu di Kruszyniany, Bohoniki, dan Warsawa.
            Dari sini kita bisa mengambil nikmah nya bahwa umat beragama di seluruh dunia tidak boleh saling menindas apalagi menhancurkan agama-agama lain. Harus tetap menjunjung tinggi toleransi beragama demi menciptakan kedamaian dan kerukunan umat beragama di seluruh dunia.